Liputan6.com, Jakarta PT Hillcon (Hillcon) melalui Anak Usahanya yakni PT Hillconjaya Sakti memperoleh kepercayaan dari PT Satya Amerta Havenport, untuk mengerjakan proyek infrastruktur nikel di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Adapun nilai kontrak kerjasama yang akan mulai berlaku pada tahun 2023 ini mencapai USD 123 juta.
PT Satya Amerta Havenport merupakan perusahaan pengelola pelabuhan di dalam kawasan industri Stardust Estate Investment (SEI).
Baca Juga
Kolaborasi ini dituangkan melalui penandatanganan Kontrak Pembangunan Pelabuhan antara Hillcon dan PT Satya Amerta Havenport. Adapun penandatanganan kontrak tersebut dilakukan pada 18 Juli 2022 oleh Hersan Qiu selaku Direktur Utama Hillcon dengan Wisma Bharuna selaku Direktur Utama PT Satya Amerta Havenport dan Direktur Utama PT Gunbuster Nickel Industri.
Advertisement
Hersan mengemukakan, kerjasama ini semakin menegaskan posisi Hillcon sebagai salah satu pemain utama di industri nikel Tanah Air. Ia menegaskan, Hillcon memiliki potensi pertumbuhan bisnis yang baik seiring posisi Indonesia sebagai produsen nikel terbesar di dunia.
“Dengan adanya kerjasama ini, kami meyakini dapat mengembangkan bisnis dan meningkatkan kinerja Perseroan,” ujarnya dikutip Senin (12/12/2022).
Kawasan Industri Stardust Estate Investment (SEI) merupakan kawasan industri modern dengan bidang usaha utama di industri nikel yang berada di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah.
Kawasan Industri SEI memiliki tenant yang akan menempati kawasan tersebut yaitu PT Gunbuster Nickel Industry (1.800.000 ton/tahun ferronikel), PT Nadesico Nickel Industry (1,8 juta ton per tahun ferronikel), dan PT Ideon Nickel Industry Satu (150.000 ton/tahun ferronikel). Kawasan Industri SEI yang diprakarsai oleh Jiangsu Delong Group, tercatat sudah membangun empat proyek yang tersebar di Kendari dan Morowali Utara.
Selain di Kabupaten Morowali Utara, Hillcon juga memiliki sejumlah proyek nikel di Provinsi Maluku Utara. Perseroan terlibat dalam dua bidang utama yakni sebagai mining contractors dan infrastructure expert.
Pertumbuhan Ekonomi
Adapun Maluku Utara tercatat sebagai Provinsi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia pada kuartal III 2022 yakni mencapai 26,94 persen atau hampir 27 persen secara kumulatif. Sedangkan laju inflasi Provinsi Maluku Utara tercatat hanya 3,3 persen.
Angka ini merupakan prestasi yang besar, karena menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi Indonesia pada Oktober 2022 sebesar 5,71 persen secara tahunan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, salah satu penopang utama tingkat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku Utara adalah hilirisasi nikel.
”Dengan adanya hilirisasi nikel, yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku melainkan berupa barang jadi, dimana hal ini tentu meningkatkan nilai jual nikel di pasaran,” ujar Presiden.
Oleh karena itu, sebagai kontraktor pertambangan nikel yang bekerja di daerah Sulawesi dan Maluku Utara yang merupakan basis tambang nikel di Indonesia, Hillcon berhasil terus mencatat pertumbuhan kinerja yang sangat baik dan mengesankan.
Manajemen Hillcon optimistist dapat terus bertumbuh secara berkelanjutan sejalan dengan semakin banyaknya permintaan untuk melayani proyek-proyek baru di industri pertambangan nikel.
Advertisement
Kawasan Industri Hijau Kaltara Bakal Bawa Indonesia jadi Negara Maju di 2030
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, optimistis kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) bakal turut mendongkrak Indonesia jadi negara maju di 2030.
Melalui kawasan industri dengan kebutuhan investasi USD 132 miliar atau setara Rp 1.848 triliun tersebut, pendapatan per kapita Indonesia akan terdongkrak hingga USD 10.000 per kapita.
"Jadi tahun 2030, kita ada USD 194-200 billion, value daripada material yang kita kelola dari Kalimantan Utara. Ini angka konservatif yang kita hitung," ujar Luhut di Jakarta, Selasa (29/11/2022).
"Oleh karena itu kita melihat tahun 2030, income per kapita kita akan USD 10.000. Jadi semua memberikan harapan," ungkapnya.
Menurut dia, kawasan industri hijau di Kaltara nantinya dapat memproduksi 3 juta mobil listrik per taun pada 2028 dengan adanya ekosistem bahan baku EV battery di sana.
"Indonesia punya reserve mineral yang bangun ekosistem ini. Ini yang sedang kita bangun. Kita punya lithium, kita besar di nikel ore, natural gas, alumunium, kita punya," sebutnya.
Kendati begitu, Luhut meminta pelaku usaha tetap waspada atas tantangan resesi global pada 2023 mendatang.
"Kita juga tentu di 2023 ini akan menghadapi masih makin banyak tantangan dan risiko yang kita manage. Tapi saya percaya, karena Investment itu masih bagus, Indonesia akan steady. Saya yakin," tegasnya.
"Nanti kita lihat 2023 akhir. Bukan saya peramal ya, tapi saya yakin juga 2045 kita akan menjadi high income country, 100 tahun kita merdeka," pungkas Luhut.